Pagi yang cerah seperti hari-hari sebelumnya membuat semua aktivitas yang dilakukan warga ibukota seakan terasa jenuh.. Dengan segala hiruk pikuk kota Jakarta yang semakin amburadul membuat mereka harus bertahan melaksanakan kehidupan yang diberikan Allah SWT.
Tetapi lain halnya dengan Tarjo, warga Jakarta kelahiran Solo, Jawa Tengah 43 tahun silam ini sepertinya tidak lagi memperdulikan bagaimana kerasnya mempertahankan kehidupan, yang ada dibenak dia hanyalah bagaimana aku, istriku, dan keempat anakku bisa makan hari ini. Hanya dengan bermodalkan bajaj sewaan yang ia peroleh dari tetangganya, ia mencoba mengais rejeki dikota Metropolitan. Jalan demi jalan ia telusuri demi sesuap nasi buat dirinya dan keluarga tercintanya yang menanti dirumah.
Pernah suatu hari ketika Tarjo baru saja akan menarik bajajnya, ia mendapat musibah. Bajaj sewaan yang ia bawa tertabrak mobil yang ugal-ugalan dijalan raya sehingga mengakibatkan diri dan bajajnya terhempas sejauh 500 meter. Mobil yang saat itu dalam posisi salah mencoba melarikan diri meninggalkan Tarjo dan bajajnya yang terguling dibawah selokan. Atas bantuan dari warga setempat yang prihatin atas musibah yang menimpa Tarjo, warga kemudian mengantarkannya ke rumah sakit terdekat. Tarjo bapak 4 anak ini harus mendapat perawatan dari pihak rumah sakit. Istri yang mendengar kabar tersebut hanya bisa menangis melihat suaminya yang terbaring tak berdaya ditempat tidur ruang UGD rumah sakit.
Dari penggalan cerita diatas membuktikan bagaimana musibah yang dialami oleh oleh Tarjo adalah pukulan/teguran yang sangat berat buat dirinya sendiri dan keluarga tetapi bagi orang lain itu hanyalah sebuah cerita dongeng yang menghiasi kehidupan di kota metropolis ini.
Tulisan ini dibuat dalam rangka "Gerakan Melihat Sisi Lain Kehidupan Ibukota"
0 komentar:
Posting Komentar