jejak si Lingu
mungkin, yang "terlihat" sekarang ini cuma ketidakpedulian tentang perasaan, memudarnya sense of humor yang menyenangkan hati, kekesalan/kemarahan yang beruntun, azas manfaat yang begitu menonjol, hilangnya rasa kehilangan, dan lain-lain yang negatif.
tapi sesungguhnya, rasa itu : sayang, khawatir, peduli, berat untuk kehilangan dan semacamnya. tetap ada ditempatnya, dihati, tidak berubah.
hanya saja keadaan lah (yang seringkali muncul tanpa ada pemberitahuan sebelumnya) yang tidak jarang membuatnya seakan menyingkir pergi.
tapi kelak, waktu yang akan menyadarkan dan bisa membuat benar-benar memahami dan mengerti, bahwa ini semua adalah proses pembelajaran untuk menjadikan yang terbaik bagi diri.
walaupun tidak bisa sepanjang usia bumi, namun waktu yang pernah dijalani akan jadi lembaran yang sangat membuat rindu hati.
dan tetap menjadikanmu someone special untuk diri ini.
maafkan untuk semua, dan terima kasih untuk segalanya. hanya doa dan harapan yang terbaiklah (walaupun seringkali tidak terutarakan dari mulut) yang selalu dipanjatkan, agar "luka" itu segera sembuh dan hilang.
dan memunculkan senyum sebenar-benarnya.
jejak si Lingu
Aku terbiasa menikmati luka
Membiarkannya menggerogoti hati
Tertawa adalah caraku sembunyikan air mata
Kubiarkan dunia menyangka aku baik-baik saja
Kubiarkan semesta menutup rasa lelah yang tersimpan di dada
Tertawa adalah caranya menunjukkan rasa cintanya
Dia buat dunia menyangka hanya dia yang mencintaimu begitu dalamnya
Dia buat semua orang percaya hanya dia yang mengerti dirimu sebenarnya
... Tanpa pernah dia menyadari ada aku, yang jauh lebih mencintaimu
Yang jauh lebih memahamimu
Yang jauh lebih mengerti binar matamu
Tertawa adalah caramu menyakitiku
Karena dengan tawa itu, aku semakin sadar…
Bahwa aku semakin terperosok dalam pusaran cinta tanpa balas
Tertawa adalah caramu menyudutkanku
Karena dengan tawa itu, aku tahu…
Kau hanya tertawa selebar itu untuknya
Tanpa aku bisa mengartikan tawamu padanya, yang terlalu abstrak
Apakah itu bahasa cinta?
Dan dengan hati kembali tersayat luka, mata kembali basah oleh air mata,
Aku memilih kembali menikmati rasa sakit, sambil menebar tawa
Lalu seisi jagad raya kembali menyangka aku baik-baik saja
jejak si Lingu
Janganlah kau kembali mengayun mimpi..
Tanpa pendorong kau akan kembali sepi..
Lelehan mata tak akan berarti bila kaki enggan kau aja berlari..
Dan andaikan itu keinginanmu maka ku tak akan melaju lagi..
Meski hanya sebait status pengusik hati..
Kuingin melihat permata itu bersinar kembali..
Bila itu terjadi cukuplah ku undur diri..
jejak si Lingu
Anggaplah aku tak ada..
Bila hanya ilalang bakarlah
itu lebih baik..
Biarkan matamu leluasa melihat sosok-sosok lain yang menentramkan, bukan hanya menghantui mimpi dan menyusahkan tidur..
Anggaplah aku fana..
Angin yang hanya menerpa..
Ku tahu kau butuh rasa yang setia hadir untuk menggayut cinta..
Pilihanmu semestinya bukan fatamorgana yang beriak namun tak berair..
Langganan:
Postingan (Atom)